Sabtu, 12 Oktober 2013


PENDAHULUAN
Manusia adalah makhluk yang unik karena memilki perbedaan dengan individu lainnya. Sikap (attitude) merupakan konsep paling penting dalam psikologi sosial yang membahas unsur sikap baik sebagai individu maupun kelompok. Banyak kajian dilakukan untuk merumuskan pengertian  sikap, proses terbentuknya sikap, maupun perubahan. Banyak pula penelitian telah dilakukan terhadap sikap kaitannya denganefek dan perannya dalam pembentukan karakter dan sistem hubungan antarkelompok.
Banyak sosiolog dan psikolog memberi batasan bahwa sikap merupakan kecenderungan individu untuk merespon dengan cara yang khusus terhadap stimulus yang ada dalam lingkungan sosial. Sikap merupakan suatu kecenderungan untuk mendekat atau menghindar, posotitif atau negative terhadap berbagai keadaan sosial, apakah itu institusi, pribadi, situasi, ide, konsep dan sebagainya (Howard dan Kendler, 1974;Gerungan, 2000).
Oleh karena itu kami akan membahas lebih spesifik lagi mengenai sikap.  Untuk itu Dalam makalah ini penulis akan menguraikan mengenai pengertian sikap, komponen sikap, pembentukan dan perubahan sikap serta faktor – faktor yang mempengaruhi sikap,


RUMUSAN MASALAH
1.     Apa pengertian sikap?
2.     Apa ciri dan fungsi sikap?
3.     Apa itu sikap sosial dan sikap individual?
4.     Bagaimana pembentukan dan perubahan sikap?
5.     Bagaimana memahami sikap?


PEMBAHASAN

1.     PENGERTIAN SIKAP
·       Menurut Fishbein & Ajzen, sikap adalah organisasi yang relatif menetap dari perasaan-perasaan, keyakinan-keyakinan, dan kecenderungan perilaku terhadap orang lain, kelompok, ide-ide atau obyek-obyek tertentu.[1]
·       Menurut G.W. Allport, sikap adalah kedaan mental dan saraf dari kesiapan, yang diatur melalui pengalaman yang memberikan pengaruh dinamik atau terarah terhadap respons individu pada semua objek dan situasi yang berkaitan dengannya.
·       Krech dan Crutchfield mendefinisikan sikap sebagai organisasi yang bersifat menetap dari proses motivasional, emosional, perseptual, dna kognitif. [2]
·       L.L. Thurstone, sikap sebagai tingkatan kecenderungan yang positif atau negatif yang berhubungan dengan obyek psikologi. Obyek psikologi disini meliputi : simbol, kata-kata, slogan, orang, lembaga, ide dan sebagainya.
·       Zimbardo dan Ebbesen, sikap adalah suatu predisposisi (keadaan mudah terpengaruh) terhadap seseorang, ide, atau obyek yang berisi komponen-komponen cognitive, affective dan behavior.
·       John H. Harvey dan William P Smith, sikap adalah kesiapan merespon secara konsisten dalam bentuk positif atau negatif terhadap obyek atau situasi.
·       Gerungan, pengertian attitude diterjemahkan dengan kata sikap terhadap obyek tertentu, yang dapat merupakan sikap pandangan atau sikap perasaan, tetapi sikap mana disertai oleh kecenderungan untuk bertindak sesuai dengan sikap terhadap obyek tadi itu. Jadi attitude diterjemahkan sebagai sikap dan kesediaaan beraksi terhadap suatu hal. [3]

Meskipun ada beberapa perbedaan pengertian tentang sikap, namun ada beberapa ciri yang disetujui. Sebagian besar ahli dan peneliti sikap setuju bahwa sikap adalah predisposisi yang dipelajari yang mempengaruhi tingkah laku, berubah dalam hal intensitas nya, biasanya konsisten sepanjang waktu dalam situasi yang sama, dan komposisinya hampir selalu kompleks. [4]
Tiga komponen yang terdapat alam setiap sifat adalah :
a.      Komponen kognitif (komponen perseptual)
Yaitu komponen yang berkaitan dengan pengetahuan, pandangan, keyakinan, yaitu hal-hal yang berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap obyek sikap.
b.     Komponen afektif (komponen emosional)
Yaitu komponen yang berkaitan dengan rasa senang atau tidak terhadap objek sikap. Rasa senang merupakan hal yang positif, sedangkan rasa tidak senang merupakan hal yang negatif. Komponen ini menunjukkan arah sikap, yaitu positif dan negatif.
c.      Komponen konatif  (komponen perilaku, atau action component)
Yaitu komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap objek sikap. Komponen ini menunjukkan intensitas sikap, yaitu menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku seseorang terhadap objek sikap.[5]

2.     CIRI-CIRI DAN FUNGSI SIKAP
A.    Ciri-ciri Sikap
1.     Sikap (attitude) tidak dibawa orang sejak ia dilahirkan, tetapi dibentuk atau dipelajarinya sepanjang perkembangan orang itu dalam hubungan dengan objeknya. Sifat ini membedakannya dengan sifat motif-motif biogenetis seperti lapar, haus, kebutuhan akan istirahat dan lain-lain. Penggerak kegiatan manusia yang menjadi pembawaan baginya, dan yang terdapat padanya sejak dilahirkan.
2.     Sikap dapat berubah-ubah, karena itu sikap dapat dipelajari orang atau sebaliknya, attitude dapat  dipelajari sehingga attitude-attitude dapat berubah pada seseorang bila terdapat keadaan-keadaan dan syarat-syarat tertentu yang mempermudah berubahnya attitude pada orang itu.
3.     Attitude tidak berdiri sendiri, tetapi senantiasa mengandung relasi tertentu terhadap suatu objek. Dengan kata lain, attitude terbentuk, dipelajari, atau berubah senantiasa berkaitan dengan suatu objek tertentu yang dapat dirumuskan dengan jelas.
4.     Objek attitude dapat merupakan suatu hal tertentu, tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal tersebut. Jadi attitude dapat berkaitan dengan satu objek saja tetapi juga berkaitan dengan sederetan objek yang seupa.
5.     Attitude mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi perasaan. Sifat inilah yang membeda-bedakan attitude dari kecakapan-kecakapan atau pengetahuan-pengetahuan yang dimiliki orang.

B.    Fungsi sikap
Fungsi (tugas) sikap dapat dibagi menjadi empat golongan, yaitu :
1.     Sikap berfugsi sebagai alat untuk menyesuaikan diri. Bahwa sikap adalah sesuatu yang bersifat communicabel, artinya sesuatu yang mudah menjalar, sehingga mudah pula menjadi milik bersama.
2.     Sikap berfungsi sebagai alat pengatur tingkah laku.
3.     Sikap sebagai alat pengatur pengalaman-pengalaman.
Dalam hal ini perlu dikemukakan bahwa manusia didalam menerima pengalaman-pengalaman dari dunia luar sikapnya tidak padif, tetapi diterima secara aktif , artinya semua pengalaman yang berasal dari dunia luar itu tidak semuanya dilayani oleh manusia, tetapi manusia memilih mana-mana yang perlu dan mana yang tidak perlu dilayani. Jadi semua pengalaman ini diberi penilaian, lalu dipilih.
4.     Sikap berfungsi sebagai pernyataan kepribadian. Sikap mencerminkan pribadi seseorang, ini sebabnya karena sikap tidak pernah terpisah dari pribadi yang mendukungnya. Oleh karena itu dengan melihat sikap-sikap pada obyek-obyek tertentu, sedikit banyak orang bisa mengetahui pribadi orang tersebut.[6]

3.     SIKAP SOSIAL DAN SIKAP INDIVIDUAL
1.     Sikap sosial
Sikap sosial dinyatakan tidak oleh seorang saja tetapi diperhentikan oleh orang-orang disekelompoknya. Obyek nya adalah obyek sosial (obyek nya banyak orang dalam kelompok) dan dinyatakan berulang-ulang.
Misalnya : sikap berkabung seluruh anggota kelompok karena meninggalnya seorang pahlawannya.
Jadi yang menandai adanya sikap sosial adalah :
a.      Subyek (orang-orang dalam kelompoknya)
b.     Obyek (obyeknya sekelompok, obyeknya sosial)
c.      Dinyatakan berulang-ulang.
2.     Sikap individual ini hanya dimiliki  secara individual seorang demi seorang. Obyeknya pun bukan merupakan obyek sosial.
Mislanya : sikap yang berupa kesenangan atas salah satu jenis makanan atau salah satu jenis tumbuh-tumbuhan.

Disamping pembagian sikap atas sosial dan individual sikap dapat pula dibedakan atas :
a.      Sikap positif : sikap yang menunjukkan atau memperlihatkan, menerima, mengakui, menyetujui, serta melaksanakan norma-norma yang berlaku dimana individu itu berada.
b.     Sikap negatif : sikap yang menunjukkan atau memperlihatkan penolakan atau tidak menyetujui terhadap norma-norma yang berlaku dimana individu itu berada.[7]


4.     PEMBENTUKAN DAN PERUBAHAN SIKAP
Pembentukan attitude tidak terjadi dengan sendirinya atau dengan sembarangan saja. Pembentukannya senantiasa beralangsung dalam interaksi manusia dan berkaitan dengan objek tertentu. Interaksi sosial didalam kelompok maupun diluar kelompok dalam dapat mengubah attitude atau membentuk attitude yang baru. Yang dimaksud dengan dengan intreaksi diluar kelompok adalah interaksi dengan hasil buah kebudayaan manusia yang sampai kepadanya melalui media komunikasi seperti surat kabar, radio, televisi, buku atau risalah[8].
Sikap seseorang tidak selamanya tetap. Ia dapat berkembang manakala mendapat pengaruh, baik dari dalam maupun dari luar yang bersifat positif dan mengesan.[9] Sikap seseorang dapat dibentuk ataupun diubah melalui bebrapa cara antara lain:
1.     Adopsi
Kejadian dan peristiwa yang terjadi secara berulang-ulang dan terus menerus, lama kelamaan secara bertahap diserap dalam diri idividu dan mempengaruhi terbentuknya sikap.
2.     Diferernsiasi
Karena adanya perkembangan akan pengalaman, intelegensi, dan pengetahuan maka ada hal yang tadinya dianggap sejenis, sekarang dianggap tersendiri dan lepas dari jenisnya (yang sudah dikelompokkan terdahulu). Terhadap obyek tersebut dapat terbentuk pula sikap sendiri.
3.     Integrasi
Pembentukan sikap terjadi secara bertahap, dimulai dengan berbagai pengalaman yang berhubungan dengan satu hal tertentu, sehingga akhirnya terbentuk sikap mengenai hal tersebut.
4.     Trauma
Trauma adalah pengalaman yang tiba-tiba dan mengejutkan, yang meninggalkan kesan mendalam pada jiwa orang yang bersangkutan. Pengalaman-pengalaman yang traumatis dapat juga menyebabkan terbentuknya sikap.
5.     Generalisasi
Pengalaman traumatik yang dialami seseorang pada beberapa hal tertentu dapat menimbulkan sikap negatif pada semua hal yang sejenis. [10]

Adapun faktor-faktor yang menyebabkan perubahan sikap adalah :
a.      Faktor internal
Yaitu faktor yang terdapat dalam diri manusia. Bagaimana individu menanggapai dunia luarnya bersifat selektif, ini berarti bahwa apa yang datang dari luar tidak semuanya begitu saja diterima, tetapi individu mengadakan seleksi mana yang akan diterima, dan mana yang akan ditolaknya. Hal ini berkaitan erat dengan apa yang telah ada dalam diri individu dalam menanggapai pengaruh dari luar tersebut. Hal ini akan menetukan apakah sesuatu dari luar itu dapat diterima atau tidak.
b.     Faktor eksternal
Yang dimaksud faktor eksternal adalah hal-hal atau keadaan yang ada diluar diri  individu yang merupakan stimulus untuk membentuk atau mengubah sikap. Dalam hal ini dapat terjadi dengan langsung, dalam arti adanya hubungan secara langsung antara individu dengan individu yang lain, antara individu dengan kelompok atau antara kelompok dengan kelompok. Disamping itu dapat secara tidak langsung, yaitu dengan perantaraan aat komunikasi, misal media massa baik yang elektronik ataupun yang non-elektronik.
Hubungan yang secara langsung ini dapat dengan sengaja diberikan, misal adanya komunikator yang dengan sengaja memberikan sesuatu dengan tujuan untuk membentuk atau mengubah sesuatu sikap tertentu, dan ada yang secara tidak langsung atau tidak sengaja diberikan yaitu mencipatakan situasi yang memungkinkan dapat menimbulkan perubahan atau pembentukan sesuatu sikap yang dikehendaki.[11]
Dalam hal ini Sherif mengemukakan bahwa sikap itu dapat diubah atau dibentuk apabila :
a.      Terdapat hubungan timbal balik yang langsung antara manusia
b.     Adanya komunikasi (yaitu hubungan langsung) dari suatu pihak.

Adapun untuk memahami sikap sosial biasanya tidak mudah, maka dari itu perlu adanya metode-metode. Metode-metode itu antara lain :
a.      Metode langsung ialah metode dimana orng itu secara kangsung dimana pendapatnya mengenai obyek tertentu.
Metode ini lebih mudah pelaksanaan nya tetapi hasilnya kurang dipercayai.
b.     Metode tak langsung ialah metode dimana orang diminta supaya menyatakan dirinya mengenai obyek sikap yang diselidiki, tetapi secara tidak langsung. Mislanya dengan menggunakan tes psikologi, yang dapat mendaftarkan sikap-sikap dengan cukup dalam.
c.      Tes tersusun ialah tes yang menggunakan skala sikap yang dikonstruksikan terlebih dahulu menurut prinsip-prinsip tertentu.
d.     Tes yang tidaak tersusun ialah misalnya wawancara, daftar pertanyaan, dan penelitian bibliografi.[12]

KESIMPULAN
Sikap (attitude) adalah predisposisi yang dipelajari yang mempengaruhi tingkah laku, berubah dalam hal intensitas nya, biasanya konsisten sepanjang waktu dalam situasi yang sama, dan komposisinya hampir selalu kompleks.
Sikap mempunyai ciri-ciri : Sikap tidak dibawa sejak lahir, Sikap dapat berubah-ubah, sikap dapat dipelajari. Komponen dalam sikap meliputi aspek kognitif, afektif, dan konatif. Sikap meliputi sikap sosial dan sikap individual serta meliputi sikap negatif dan sikap positif.
Pembentukan dan perubahan sikap disebabkan dan dipengaruhi oleh beberapa faktor yang meliputi faktor intern dan faktor ekstern. Untuk dapat memahami sikap dapat dilakukan dengan menggunakan metode-metode diantaranya metode langsung daan metode tidak langsung.


PENUTUP
Demikian makalah yang dapat penulis paparkan mengenai sikap sosial dan berbagai hal yang berhubungan dengan sikap tersebut. Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat kesalahan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun kami harapkan untuk perbaikan makalah kami selanjutnya.




[1] Fathurrohman, pengantar Psikologi Sosial,(Yogyakarta: penerbit pinus, 2006), hal.43
[2] David O. Sears, Psikologi Sosial, (Jakarta: P.T Gelora Aksara Pratama, 1992), hal. 137
[3] Abu Ahmadi, dkk, psikologi sosial, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1999), hal. 163-164
[4] Ibid, hal 164
[5] Bimo Walgito, psikologi sosial (suatu pengantar), (Yogyakarta : Andi Offset, 2002), hal 111
[6] Opcit. Abu Ahmadi, hal 179-181
[7] Ibid. Abu Ahmadi, hal. 166
[8] Opcit. Gerungan, hal. 166-167
[9] Opcit. Abu Ahmadi, hal. 170
[10] Isbandi Rukminto Adi, psikologi, pekerjaan sosial dan ilmu kesejahteraan sosial dasar-dasar pemikiran, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1994), hal. 181-182
[11] Opcit. Bimo Walgito, hal 117-118
[12] Opcit. Abu Ahmadi, hal. 181-182

0 komentar :

Posting Komentar