PERENCANAAN SEBAGAI FUNGSI MANAJEMEN
I.
PENDAHULUAN
Sukses jarang hanya terjadi karena keberuntungan. Dalam jangka
panjang, keberhasilan itu direncanakan. Perencanaan memungkinkan kita untuk
menguasai, paling tidak memahami masa depan dan justru tidak sebaliknya
dikuasai oleh ketidakpastian.
Merencanakan pada dasarnya menentukan kegiatan yang hendak
dilakukan pada masa depan. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengatur berbagai
sumber daya agar hasil yang dicapai sesuai dengan yang diharapkan.
II.
RUMUSAN
MASALAH
1.
Apa
itu perencanaan?
2.
Bagaimana
proses dan prinsip perencanaan?
3.
Apa
saja manfaat, tujuan, dan kelemahan dari perencanaan?
III.
PEMBAHASAN
1.
Pengertian
perencanaan
Perencanaan menurut Bintoro Tjokroaminoto ialah proses
mempersiapkan kegiatan-kegiatan secara sistematis yang akan dilakukan untuk
mencapai tujuan tertentu.
Siagian mengartikan perencanaan sebagai keseluruhan proses
pemikiran dan penentuan secara matang menyangkut hal-hal yang akan dikerjakan
dimasa datang dalam rangka mencapai tujuan yang sudah ditentukan sebelumnya.[1]
Perencanaan adalah proses penentuan
tujuan atau sasaran yang hendak dicapai dan menetapkan jalan dan sumber
yang diperlukan untuk mencapai tujuan itu seefisien dan seefektif mungkin
(Roger A. Kauffman, 1972). Dalam setiap
perencanaan selalu terdapat tiga kegiatan yang meskipun dapat dibedakan, tetapi
tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya dalam proses
perencanaan.
Ketiga
kegiatan itu adalah :
1.
Perumusan
tujuan yang ingin dicapai,
2.
Pemilihan
program untuk mencapai tujuan itu
3.
Identifikasi
dan pengerahan sumber yang jumlahnya selalu terbatas.
Perencanaan merupakan tindakan menetapkan terlebih dahulu apa yang
akan dikerjakan, bagaimana pengerjaannya, apa yang harus dikerjakan, dan siapa
yang mengerjakannya. Perencanaan sering juga disebut jembatan yang
menghubungkan kesenjangan atau jurang antara keadaan masa kini dan keadaan yang
diharapkan akan terjadi dimasa yang akan datang. Meskipun keadaan yang akan
datang yang tepat itu sukar diperkirakan.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpukan bahwa yang disebut
perencanaan adalah kegiatan yang dilakukan dimasa yang akan datang untuk
mencapai tujuan.
Perencanaan membutuhkan data dan informasi agar keputusan yang
diambil tidak lepas kaiitannya dengan masalah yang dihadapi pada masa yang akan
datang. Dengan demikian perencanaan yang baik hendaknya memperhatikan
sifat-sifat kondisi yang akan datang, dimana keputusan dan tindakan efektif
dilaksanakan.[2]
Perencanaan merupakan fungsi awal manajemen yang mendasari
fungsi-fungsi yang lain, karena itu, perencanaan merupakan suatu pendekatan
yang terorganisir untuk menghadapi problema-problema dimasa yang akan datang.
Berdasarkan pengertian tersebut, maka perencanaan mempunyai
karakteristik yang disebutkan Siswanto (2005: 42) sebagai berikut:
a.
Perencanaan
harus menyangkut masa yang akan datang
b.
Terdapat
satu elemen indikasi pribadi atau organisasi, yaitu rangkaian tindakan di masa
yang akan datang dan akan diambil oleh perencana,
c.
Masa
yang akan datang, tindakan dan identifikasi pribadi, serta organisasi merupakan
unsur yang penting dalam setiap perencanaan.[3]
Selain karakteristik diatas perencanaan juga harus mempunyai sifat
tertentu, diantaranya yaitu:
1.
Kata-kata
dan kalimatrnya sederhana dan terang sehingga mudah dimengerti dan dapat
meniadakan penafsiran yang berbeda terutama si pelaksana rencana,
2.
Haruslah
fleksibel, artinya dapatdiiadakan penyesuaian apabila ada perubahan kondisi dan
situasi atau tidak perlu dirubah seluruhnya setiap ada perubahan
3.
Pembuatan
planning harus kontinu atau terus menerus, planning dibuat untuk masa depan dengan
maksud memenuhi kebutuhan masyarakat,
4.
Planning
harus rational, artinya dalam penyusunannya tidak berdasarkan emosi atau
angan-angan melainkan berdasarkan fakta.
Fungsi orang yang membuat
perencanaan adalah sama pentingnya dengan fungsi orang yang melaksanakan
rencana tersebut. Dalam praktek, mereka yang melaksanakan memang lebih dikenal
dan lebih dihargai karena hasilnya lebih konkrit dan nyata.
Perencanaan bukanlah semata-mata fungsi top manajemen, rencana
dapat mengambil bentuk macam sebagai berikut:
a.
Kebijaksanaan
dari pimpinan yang menjadi pedoman dalam pemikiran dan peninakan bawahannya,
b.
Prosedur,
ini adalah rencana yang meliputi pemilihan tindakan yang harus diambil kelak,
c.
Budget,
suatu ikhisar dari hasil.[4]
2.
Proses
dan Prinsip Perencanaan
Dalam menyusun perencanaan, pertama-tama harusada definisi tentang
visi yang ingin dicapai. Kemudian,
dijabarkan dalam bentuk misi. Selajutnya, yang tidak kurang pentingnya adalah ukuran
keberhasilan untuk dijadikan sebagai basis perencanaan lanjutan.
Prinsip perencanaan meliputi sebagai berikut:
·
Faktor
yang kritis
·
Keengganan
unutuk berubah
·
Kestabilan
perencanaan
·
Keterukuran[5]
3.
Tujuan,
Manfaat, dan Kelemahan perencanaan
a.
Tujuan
perencanaan
Perencanaan
bertujuan untuk:
a)
Standar
pengawasan, yaitu: mencocokkan pelaksanaan dengan perencanaannya
b)
Mengetaui
kapan pelaksanaan dan selesainya suatu kegiatan
c)
Mengetahi
siapa saja yang terlibat (struktur organisasinya), baik kualifikassinya maupun
kuantitasnya,
d)
Mendapatkankegiatan
yangt sistematis termasuk biaya dan kualitas pekerjaan,
e)
Meminimalkan
kegiatan-kegiatan yang tidak produktif dan menghemat biaya, tenaga, dan waktu,
f)
Memberikan
gambaran yang menyeluruh mengenai kegiatan pekerjaan,
g)
Menyerasikan
dan memadukan beberapa subkegiatan,
h)
Mendeteksi
hambatan kesulitan yang bakal ditemui, dan
i)
Mengarahkan
pada pencapaian tujuan.[6]
b.
Manfaat
perencanaan
Perencanaan mempunyai banyak manfaat.
1)
Membantu
manajemen untuk menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan
2)
Membantu
dalam kristalisasi persesuaian pada masalah utama
3)
Memungkinkan
manajer memahami keseluruhan gambaran operasi lebih jelas
4)
Membantu
penempatantanggung jawab lebbih tepat
5)
Memberikkan
cara pemberian perintah untuk beroperasi
6)
Memudahkan
dalam melkukan koordinasi diantara berbagai bagia organisasi
7)
Membuat
tujuan lebih khusus, terperinci, dan mudah dipahami
8)
Meminimumkan
pekerjaan yang tidak pasti dan
9)
Menghemat
waktu, usaha, dan dana.[7]
c.
Kelemahan
perencanaan
Perencanaan juga mempuunyai beberapa kelemahan. Beberapa
diantaranya adalah:
1)
Pekerjaan
yang tercakup dalam perencanaan mungkin berlebihan pada kontribusi nyata,
2)
Perencannaan
cenderung menunda kegiatan
3)
Perencanaan
mungkin terlalu membatasi manajemen untuk berinisiatif dan berinovasi
4)
Kadang-kadang
hasil yang [aling baik didapatkan oleh penyesuaiansituasi individual dan
penanganan setiap masalah pada masalah tersebut dan
5)
Ada
rencana—rencana yang diikuti cara-cara yang tidak konsisten.
Meskipun perencanaan mempunyai kelemahan-kelemahan tersebut,
manfaat-manfaat yang didapat dari perencanaan jauh lebih banyak. Oleh karena
itu perencanaan tidak hanya seharusnya dilakukan, tetapi harus dilkukan.[8]
Ada dua dasar
alasan perlunya perencanaan. Perencanaan dilakukan untuk mencapai
1)
Protective
benefits yang dihasilkan dari pengurangan kemungkinan terjadinya kesalahan
dalam pembuatan keputusan, dan
2)
Positive
benefits dalam betuk meningkatnya sukses pencapaian tugas organisasi.[9]
d.
Hubungan
perencanaann dengan fungsi manajemen lainya
Dalam banyak hal, perencanaan adalah fungsi yang paling dasar dan
meresap ke seluruh fungsi-fungsi manajemen lainnya. Fungsi perencanaan dan
fungsi-fungsi serta kegiatan-kegiatan manajerial lainnya adalah saling
berhubungan, saling tergantung, dan berinteraksi. Seperti ditunjukan gambar
berikut
Pengorganisasian
dan penyusunan personalia
Pengorganisasian adalah proses pengaturan kerja bersama
sumberdaya-sumberdaya keuangan, phisik dan manusiadalam organisasi. Perencanaan
menunjukkan cara dan perkiraan bagaimana menggunakan sumber daya-sumber daya
tersebut mencapai efektifitas paling tinggi.
·
Pengarahan
Fungsi pengarahan selalu berkaitan erat dengan perencanaan.
Perencanaan membentuk kombinasi yang baik dari faktor-faktor,
kekuatan-kekuatan, sumberdaya-sumberdaya, dan hubungan-hubungan yang diperlukan
untuk mengarahkan dan memotivasi karyawan, fungsi pengarahan meliputi penerapan
unsur-unsur tersebut menjadi pengaruh.
·
Pengawasan
Perencanaan dan pengawasan saling berhubungan sangat erat. Sehingga
sering disebut sebagai kembar siam dalam manajemen. Pengawasan adalah penting
sebagai produk perencanaan efektif. Bagi manajer hal iini hal ini menunjukkan
apakah rencana yang telah disusun realistik atau tidak, bila rencana tidak
realistik atau praktek manajemen buruk akan menyebabkab rencana tidak
dikerjakan seperti yang diharapkan. Oleh karena itu pengawasan bertindak
sebagai kriteria penilaian pelaksanaan kerja terhadap rencana. Pengawasan juga
menjadi bagian dari rencana baru. Tujuan setiap rencana adalah untuk membantu
sumber daya-sumberdaya dalam kontribusinya secara positif terhadap pencapaian
tujuan dan sasaran organisasi. Rencana-rencana harus dibuat untuk mencapai
tujuan-tujuan organisasi sebelum para manajer dapat menentukan hubungan-
hubungan organisasi, kualifikasi personalia yang dibutuhkan, bagaimana bawahan
diarahkan, dan cara pengawasan yang diterapkan. [10]
IV.
KESIMPULAN
Perencanaan adalah kegiatan yang dilakukan dimasa yang akan datang
untuk mencapai tujuan. Perencanaan juga merupakan salah satu fungsi pokok
manajemen dalam segala kegiatan yang akan dilaksanakan.
Perencanaan merupakan langkah pertama yang harus dijalani sebelum
melakukan segala kegiatan untuk
pencapaian tujuan yang diinginkan. Adapun tujuan perencanaan adalah
untuk memberi pegangan bagi manager agar mengetahui arah yang hendak dituju, mengurangi
dampak perubahan, mengurangi pemborosan dan kesia-siaan, serta menetapkan acuan
untuk memudahkan dalam melakukan pengawasan.
Perencanaan juga bertujuan untuk mengurangi ketidakpastian dengan
cara pengantisipasian perubahan. Melalui rencana dapat diduga akibat suatu
tindakan yang diambil oleh manager dalam menghadapi perubahan.
V.
PENUTUP
Demikianlah
makalah yang dapat saya sampaikan tentang perencanaan sebagai fungsi manajemen.
Penulis menyadari bahwa didalam penulisan makalah ini masih ada kesalahan dan
kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi perbaikan makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
·
Choliq,
Abdul, 2011, Pengantar Manajemen, Semarang: Rafi Sarana Perkasa
·
Handoko,
T Hani, 2011, Manajemen,Yogyakarta: BPFE
·
Abeng,
Tanri, 2006, Profesi Manajemen, Jakarta: Penerbit Gramedia Jakarta Utama
·
Fattah,
Nanag, 2004, Landasan Manajemen Pendidikan, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
·
Usman,
Husnaini, 2009, Manajemen teori, praktik, dan riset pendidikan, Jakarta:
PT. Bumi Aksara
·
Panglaykim,
Hazil Tanzil, 1984, Manajemen Suatu Pengantar, Jakarta: Ghalia Indonesia
[1]
Husaini Usman, Manjemen Teori, Praktik, dan Riset pendidikan, (Jakarta:
PT. Bumi Aksara, 2009), hal.65-66
[2]
Nanang Fattah, Landasan Mnajemen Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya Offset, 1997), hal.49-50
[3]
Abdul Choliq, Pengantar Mnajemen, (Semarang: Rafi Sarana Perkasa, 2011),
hal 116-117
[4]
Panglaykim, Hazil Tanzil, Manajemen Suatu Pengantar, (Jakarta: Ghalia
Indonesia, 1984), hal.81
[5]
Tanri Abeng, Profesi Manajemen, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2006),
hal 72-73
[6]
Opcit. Husaini Usman, hal. 65
[7]
T. Hani Handoko. Manaajjemmen, (Yogyakarta: BPFE, 2011), hal.81
[8]
Ibid. Hal 81-82
[9]
Ibid, hal. 80
[10]
Ibid, hal. 82-84
0 komentar :
Posting Komentar